Sabtu, 28 Mei 2011

PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA


Masa Remaja

Dalam perkembangan seseorang masa remaja mempunyai arti khusus dan mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian perkembangan seseorang. Dikatakan tidak jelas karena dalam kehidupan manusia ada tiga yaitu masa kanak-kanak, masa dewasa danmasa tua.
Masa remaja disebut tidak jelas karena masa remaja belum memperoleh status dewasa tetapi tidak memiliki status kanak-kanak. Menurut Ausubet (1965) menyebut bahwa status primer artinya status diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status diperoleh (derived). Artinya tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat. Sedangkan status interm berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemasakan seksual (pubertas). Dalam masa peralihan diperlukan untuk mempelajari remaja mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasanya.
Batas-batas remaja dan dewasa akan kabu apabila :
-          Adanya remaja yang tidak sekolah dan bekerja karena dia sudah memasuki dunianya orang dewasa pada usia remaja. Hal ini diberi istilah masa remaja diperpendek
-          Sedangkan masa remaja diperpanjang yaitu usia sudah dewasa (di atas 20 tahun) masih duduk dengan orang tua, belum punya penghasilan dan kebutuhan masih menjadi tanggung jawab orang tua.
Fase-fase masa remaja Pubertas dan adolensi
Dalam buku-buku Angelsaksis (Hill/Monks 1977) istilah “Pemuda” (youth) memperoleh arti yang baru yaitu suatu masa peralihan antara masa remaja dan masa dewasa. Istilah pubertas dari kata puber atau pubesent. Kata lain Pubescere berarti mendapatkan pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Istilah puber adalah remaja sekitar pemasalah seksual.
Pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan pada anak wanita 11-15 tahun. Istilah adolesensi artinya menjadi dewasa atau perkembangan menjadi dewasa. Sebelum pubertas, ada masa pra pubertas. Pra pubertas adalah periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya, tetapi sudah terjadi perkembangan psikologis yang berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang bermuara langsung di dalam saluran darah. Hormon adalah zat-zat yang dikeluarkan. Hormon-hormon tersebut memberikan stimulus pada badan anak sedemikian rupa sehingga anak tersebut merasakan rangsangan-rangsangan, suatu rangsang hormonal yang menyebabkan suatu rasa tidak senang dalam diri anak. Suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya, yang tidak dimengertinya dan dia yang mengakhiri tahun kanak-kanak yang menyenangkan.

a.   Perkembangan Seksualitas
Hormon tumbuh sudah ada sejak dilahirkan, hanya saja pada masa pubertas timbul percepatan pertumbuhan karena adanya koordinasi yang baik antara kerja kelenjar-kelenjar. Hormon gonadotrop mempercepat permasalahan sel-sel telur dan sel sperma. Perkembangan organ-organ genital yang ada baik diluar ataupun di dalam sangat menentukan tingkah laku seksual.
Tanda-tanda seksual di samping tanda-tanda kelamin primer, ada juga tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya perubahan suara pada anak laki-laki merupakan tanda yang jelas bagi perkembangan anak laki-laki ke arah keadaaan dewasa. Untuk pere,puan yaitu adanya menstruasi. Disebut tanda-tanda kelamin primer menunjuk pada badan langsung, berhubungan dengan alat reproduksi. Tanda-tanda kelamin sekunder yaitu tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan alat reproduksi namun tanda-tanda yang khas baik perempuan atau laki-laki. Percepatan perkembangan berakibat dari beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor adat, dan faktor genital.
b.   Percepatan perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan dengan pemasakan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial remaja. Dari segi sosial remaja mempunyai sisi marginal maksudnya anak harus belajar agar dapat memperoleh tempat kedewasaan. Sifat yang khas dari kelompok anak pra remaja atau pra pubertas ini adalah bahwa mereka tidak menentng orang dewasa, melainkan justru menirukan mereka dalam olahraga, permainan dan kesibukan-kesibukan yang lain.
c.   Remaja dalam waktu luang
Krisis originalitas remaja nampak paling jelas pada waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi orang (remaja) itu sendiri. Brightbill (1966) menanamkan waktu luang tersebut sebagai suatu tantangan karena waktu tadi merupakan waktu untuk bebas bagi seseorang. Waktu bebas bagi seseorang  dalam tanda petik biasanya kesukaran dalam memanfaatkan waktu luang. Disini biasanya kebosanan, segan untuk melakukan apa saja yang merupakan fenomena yang sering kita jumpai. Remaja dalam waktu luang harus diarahkan hal-hal yang positif karena sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan untuk melepaskan ketegangan. Misalnya olahraga, kerja gotong royong, ronda kampung, mengadakan pertandingan antar kampung dan sebagainya.
           

0 komentar:

Posting Komentar